Lebaran di lokasi KKN/Fb. Wawien Wahyudi |
Beratnya berkorban begitu terasa. Terlebih bila momen idul fitri tidak bisa sesempurna tahun sebelumnya yang telah dilampaui. Misalnya, hambatan spasial dan temporal tidak memungkinkan untuk ditembus.
Berbagai alasan dapat dimaklumi dan mungkin termaafkan. Salah satunya adalah kami, mahasiswa semester menengah ke atas yang sedang menempuh 3 sistem kredit semester (SKS). SKS istimewa yang dapat ditempuh di luar periode perkuliahan formal.
Kuliah kerja nyata (KKN) seakan menjadi buah simalakama. Di satu sisi, pengabdian untuk masyarakat menjadi sangat penting. Namun, di sisi lain merayakan hari raya idul fitri bersama keluarga merupakan suatu hal yang sangat dinantikan.
Mempersiapkan lampion/Fb. Wawien Wahyudi |
Sebagai mahasiswa perantau, kami merasa bahwa berlebaran di lokasi KKN tidak kalah istimewa. Kami masih bisa saling memaafkan melalui media yang kami miliki dan terhubung dengan keluarga di mana pun berada. Kami merasa lebih istimewa ketika masing-masing dari kami adalah berbeda, tetapi merasakan satu hal yang sama.
Kami merasa beruntung ketika kami harus merayakan hari idul fitri dengan cara yang berbeda, yang mungkin hanya dapat kami rasakan seumur hidup sekali. Satu hal teristimewa adalah, saat ada teman berbeda kayakinan juga ikut merayakan idul fitri tahun ini. Sungguh, berkorban demi pengabdian yang sangat menggembirakan.
Kami berkorban untuk menepati Tri Dharma Perguruan Tinggi demi kepentingan negeri. Kami juga masih bisa berkomunikasi tanpa terhambat jarak, ruang, dan waktu. Tidak menjadi masalah besar ketika kami tidak bisa secara langsung sungkem dengan orang tua. Bukan suatu hal yang tabu saat kami tidak bersama keluarga saat hari raya. Kami akan bisa saling memaafkan kapan saja dan di mana saja, tidak hanya ketika lebaran.
Selamat hari raya idul fitri, semoga idul fitri di lokasi KKN ini memberikan pelajaran yang sangat bermakna. Adinda Noor Malita (KKN-PPM UGM SLM-02 2015)
0 comments:
Post a Comment