Saturday, August 1, 2015

Pak Amri, Inovator Biogas di Dusun Kedawung, Magelang


Kompor Pak Amri mempergunakan biogas/Hamdan Abdullah-kp

Biosfer-Pesatnya ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan pemanfaatan energi alternatif yang ramah lingkungan. Salah satunya adalah energi biogas. Biogas adalah suatu jenis gas yang diproduksi melalui proses penguraian bahan organik seperti makhluk hidup. Biogas memiliki kalor yang cukup tinggi. Karena nilai kalor yang cukup tinggi itulah biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan,  memasak,  menggerakkan mesin dan keperluan sehari-hari lainnya. 

Di Indonesia, biogas belum dimanfaatkan secara luas. Biasanya, daerah maupun pemukiman dekat peternakan banyak yang mempergunakan biogas. Biogas tersebut merupakan hasil olahan limbah kotoran ternak. Pak Amri adalah salah satu contoh warga yang mempergunakan biogas di Dusun Kedawung, Desa Ngablak, Kecamatan Srumbung, Magelang.

Instalasi yang ada di rumah Pak Amri ini memanfaatkan kotoran ayam sebagai penghasil gas metana. Kotoran ayam diperoleh dari peternakan ayam yang juga dimiliki Pak Amri di samping rumahnya. Dalam waktu tiga hari kotoran ayam yang telah terurai akan menghasilkan gas metana. Selanjutnya, gas tersebut akan ditampung dalam plastik penampung berukuran sekitar 2 meter, dengan diameter sekitar 0.5 meter. 

Plastik penampung gas metana/Hamdan Abdullah-kp

Gas yang tertampung ini akan digunakan pada kompor yang sudah dimodifikasi aliran gasnya, sekitar 4 jam per harinya. Kemudian gas akan terproduksi lagi di kantong penampung setelah selesai digunakan.  Pak Amri akan menambahkan kotoran yang baru untuk diurai lagi selama 3 hari sekali.

Pada setiap proses penguraian kotoran ayam akan menghasilkan sisa. Sisa penguraian pada periode sebelumnya akan ditampung pada penampung outlet. Outlet biogas ini dapat digunakan sebagai pupuk organik tanaman. "Sisa hasil biogas ini sudah digunakan selama satu setengah tahun untuk pupuk tanaman salak di kebun belakang rumah. Hasilnya, salak lebih manis dan saat ini saya sudah tidak membeli pupuk lagi", tutur Pak Amri. 

Pak Amri menambahkan, gas yang dihasilkan dari kotoran ayam ini juga lebih aman ledakan dari pada gas elpiji pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan tekanan gas dari kotoran ayam yang lebih rendah. Selain itu, api yang dihasilkan oleh gas ini juga lebih biru nyalanya, yang artinya memiliki panas yang lebih tinggi dari pada api yang dihasilkan gas elpiji. Hamdan Abdullah P.U./Janne Hillary-Biosfer


0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Iklan