Kompor Pak Amri mempergunakan biogas/Hamdan Abdullah-kp |
Biosfer-Pesatnya
ilmu pengetahuan dan teknologi memungkinkan pemanfaatan energi alternatif yang
ramah lingkungan. Salah satunya adalah energi biogas. Biogas adalah suatu
jenis gas yang diproduksi melalui proses penguraian bahan organik seperti
makhluk hidup. Biogas memiliki kalor yang cukup tinggi. Karena nilai kalor
yang cukup tinggi itulah biogas dapat dipergunakan untuk keperluan penerangan, memasak, menggerakkan mesin dan keperluan
sehari-hari lainnya.
Di
Indonesia, biogas belum dimanfaatkan secara luas. Biasanya, daerah maupun
pemukiman dekat peternakan banyak yang mempergunakan biogas. Biogas tersebut
merupakan hasil olahan limbah kotoran ternak. Pak Amri adalah salah satu
contoh warga yang mempergunakan biogas di Dusun Kedawung, Desa Ngablak,
Kecamatan Srumbung, Magelang.
Instalasi
yang ada di rumah Pak Amri ini memanfaatkan kotoran ayam sebagai penghasil gas
metana. Kotoran ayam diperoleh dari peternakan ayam yang juga dimiliki Pak Amri
di samping rumahnya. Dalam waktu tiga hari kotoran ayam yang telah terurai akan
menghasilkan gas metana. Selanjutnya, gas tersebut akan ditampung dalam plastik
penampung berukuran sekitar 2 meter, dengan diameter sekitar 0.5 meter.
Plastik penampung gas metana/Hamdan Abdullah-kp |
Gas yang
tertampung ini akan digunakan pada kompor yang sudah dimodifikasi aliran
gasnya, sekitar 4 jam per harinya. Kemudian gas akan terproduksi lagi di
kantong penampung setelah selesai digunakan. Pak Amri akan menambahkan
kotoran yang baru untuk diurai lagi selama 3 hari sekali.
Pada
setiap proses penguraian kotoran ayam akan menghasilkan sisa. Sisa penguraian
pada periode sebelumnya akan ditampung pada penampung outlet. Outlet biogas ini dapat digunakan sebagai
pupuk organik tanaman. "Sisa hasil biogas ini sudah digunakan selama satu
setengah tahun untuk pupuk tanaman salak di kebun belakang rumah. Hasilnya,
salak lebih manis dan saat ini saya sudah tidak membeli pupuk lagi", tutur
Pak Amri.
Pak Amri
menambahkan, gas yang dihasilkan dari kotoran ayam ini juga lebih aman ledakan
dari pada gas elpiji pada umumnya. Hal tersebut dikarenakan tekanan gas dari
kotoran ayam yang lebih rendah. Selain itu, api yang dihasilkan oleh gas ini
juga lebih biru nyalanya, yang artinya memiliki panas yang lebih tinggi dari
pada api yang dihasilkan gas elpiji. Hamdan
Abdullah P.U./Janne Hillary-Biosfer
0 comments:
Post a Comment