Monday, August 10, 2015

Wajah Marabunta Kini: Tak Lagi Milik Segelintir Orang

Bagian samping Marabunta/dok. Biosfer

Biosfer-Gedung kuno dengan dua patung semut merah raksasa pasti sudah tak asing bagi masyarakat Semarang. Keunikannya membuat gedung yang dikenal dengan Marabunta menjadi salah satu landmark kota Semarang. Nama Marabunta itu sendiri berasal dari kedua semut merah besar yang nangkring di atap gedung berkubah itu. 

Keindahannya yang tak termakan usia menjadikannya berada dalam daftar wajib tempat yang harus dikunjungi oleh turis lokal maupun asing. Namun sayang, sejak awal berdirinya Marabunta yaitu tahun 1854, gedung ini tidak dibuka untuk umum. Hingga tahun 1956, gedung ini dijadikan tempat pertunjukkan seni berkelas Internasional.

Bagian dalam Marabunta/dok. Biosfer


Selanjutnya, Marabunta menjadi milik yayasan Kodam, yang salah satu anggotanya adalah Presiden Soeharto. Menjadi milik Kodam, Marabunta menjadi semakin eksklusif. Hanya berdiri radius beberapa meter dari pagar Marabunta saja adalah suatu larangan. Siap-siap saja dikira mata-mata bila seandainya anda berada pada masa itu dan berani coba-coba. 

Marabunta yang berdiri dengan kurang terurus, akhirnya dijual Kodam. Marabunta di tahun 2000an telah menjadi milik perseorangan, tetapi masih memiliki hubungan dengan Kodam. Sebagai sumber dana perawatan, Marabunta disewakan untuk pernikahan serta pertunjukan yang eksklusif. Sering dikatakan, Marabunta menjadi milik orang berduit.

Pameran perjuangan/dok. Biosfer

Kini merasakan kemegahan Marabunta bukan lagi suatu mimpi bagi masyarakat biasa. Alexandra Tri Tantya, anak pemilik Marabunta bersama keluarganya akhirnya membuka Marabunta untuk umum. Mengikuti jejak Tekodeko dan Spiegel, Marabunta disulap menjadi kafe yang menawarkan suasana vintage

Selain menawarkan kuliner berbalut keromantisan Marabunta, kafe ini juga menyuguhkan suasana heroik. Selama pertengahan Juli lalu hingga pertengahan September nanti, pihak manajemen mengadakan pameran perjuangan untuk menyambut kemerdekaan Indonesia. Pengunjung yang hadir dibuat begitu terpesona dengan nuansa sejarah yang kental. Belum lagi, pengunjung juga disambut bak tamu kehormatan. 

Kafe Marabunta/dok. Biosfer

Sebelum melangkah masuk ke dalam Marabunta, mobil tua sudah siap berdiri tegap sembari tersenyum. Kemudian saat melewati pintu utama, gong dibunyikan seperti menyambut raja dan ratu. Di dalam gedung berkubah itu, berbagai benda kuno yang menjadi saksi bisu perjuangan warga Semarang berjajar rapi. Menambah semarak Marabunta. Alexandra yang juga Head Manager mengatakan, "Sekarang Marabunta dibuka untuk umum. Biar warga Semarang sendiri tahu kalau kita punya gedung seindah ini. Dengan kafe sekaligus pameran di dalamnya, keindahan Marabunta bisa semakin dinikmati." 

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Iklan