Ilustrasi kebakaran hutan/jurnalintelijen.id |
Asap merupakan hasil atau produk dari pembakaran yang sempurna dan tidak sempurna, yang terdiri dari partikel partikel gas dan uap serta unsur unsur terurai yang dilepas dari suatu bahan yang terbakar. Semua bahan yang dapat terbakar akan menghasilkan karbon monosida (gas CO) dan karbon dioksida (gas CO2) dalam jumlah besar. Selain itu juga akan mengeluarkan zat-zat beracun seperti nitrogen monoksida dan sulfur dioksida, gas sulfur, formaldehida (dikenal sebagai formalin), hidrokarbon, partikel dan zat oksidan, serta puluhan bahan beracun lainnya. Dengan banyaknya kandungan zat berbahaya yang terdapat pada kabut asap, maka sangat mungkin bila hewan dan tumbuhan yang terpapar akan beresiko mengalami dampak buruk. Dampak buruk asap bagi tumbuhan dan hewan, secara langsung maupun tidak langsungadalah sebagai berikut
1. Mengganggu proses fotosintesis pada tanaman
Gas nitrogen yang dikandung asap bagi tumbuhan menyebabkan bintik-bintik pada permukaan daun, bila konsentrasinya tinggi mengakibatkan nekrosis (kerusakan jaringan daun), sehingga fotosintesis terganggu. Dalam keadaan seperti ini daun tidak dapat berfungsi sempurna sebagai tempat terbentuknya karbohidrat melalui proses fotosintesis. Akibatnya tanaman tidak dapat berproduksi seperti yang diharapkan. Konsentrasi NO sebanyak 10 ppm sudah dapat menurunkan kemampuan fotosintesis daun sampai sekitar 60% hingga 70%.
2. Jasad renik punah
Asap yang berlebihan dapat menyebabkan hujan asam, plankton dan hewan invertebrata adalah yang pertama mati akibat pengaruh pengasaman ini, Jika hujan yang turun memiliki pH dibawah 5, tingkat kepunahan dapat mencapai 75%. Punahnya jasad-jasad renik ini dapat merusak rantai makanan dan pada akhirnya merusak keseimbangan ekosistem.
3. Hilangnya nutrisi untuk tumbuhan di dalam tanah
Hujan asam yang larut ke dalam tanah akan menyapu nutrisi-nutrisi sebelum tumbuhan dapat menyerapnya dan menggunakannya sebagai bahan dasar fotosintesis. Dampak lainnya adalah tercampurnya zat – zat logam beracun seperti aluminium dalam tanah sehingga tumbuhan yang menyerapnya akan terhambat pertumbuhannya terserang penyakit, kekeringan dan mati.
4. Nekrosis daun
Gas klorin yang terkandung dalam asap menyebabkan daun terlihat keputihan, terjadinya nekrosis antar tulang daun, tepi daun nampak seperti hangus.
5. Khlorosis daun
Gas sulfur dioksida dapat membunuh jaringan pada daun. pinggiran daun dan daerah diantara tulang-tulang daun rusak. Secara kronis sulfat menyebabkan terjadinya khlorosis. adalah keadaan jaringan tumbuhan, khususnya pada daun, yang mengalami kerusakan atau gagalnya pempentukan klorofil, sehingga tidak berwarna hijau, melainkan kuning atau pucat hampir putih.
6. Berujung pada ketidakseimbangan ekosistem
Semua dampak buruk asap yang terpapar pada tumbuhan tersebut membuat hewan pemakan tumbuhan menelan zat zat berbahaya dari asap, akan terakumulasi dan pada akhirnya menyebabkan kematian. Kematian pada hewan-hewan omnivora ini akan merusak keseimbangan ekosistem dan menyebabkan angka kematian yang lebih besar pada hewan.
Indonesia dalam keadaan darurat, darurat asap yang menyebabkan degradasi lingkungan hidup, seperti yang telah dipaparkan di atas. Hal tersebut dapat merugikan kita baik secara badani dan rohani. Tuhan telah menitipkan pada kita alamnya untuk kita jaga, alam yang dapat menghidupi kita, Jagalah keseimbangan alam, niscaya alam akan membalas kebaikan yang kita lakukan padanya.
Sumber:
- Bahaya Kabut Asap Kebakaran Hutan. http://kabarimbo.com/bahaya-kabut-asap-kebakaran-hutan/. Diakses 15 November 2015
- Rahmawati. 2006. Dampak pencemaran udara terhadap tumbuhan. Karya Tulis Perancangan Pengelolaan Hutan, Universitas Sumatra Utara, Medan
Annur/Biosfer
0 comments:
Post a Comment