Monday, April 20, 2015

Bahagiakah Kartini?

Siapa yang tak kenal Kartini, sosok wanita legendaris yang lahir sebelum kemerdakaan Indonesia?  Ia adalah seorang wanita yang memperjuangkan hak wanita untuk mengenyam pendidikan, membebaskan diri dari belenggu adat Jawa, dan menyadarkan para wanita untuk selalu bergerak. Kini, namanya abadi di seluruh saentero negeri.

Berkat perjuangan wanita asal Jepara ini, sekarang wanita telah diberi kesempatan di berbagai sektor pemerintahan, bebas berkarya, dan bebas melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Nyaris tidak ada larangan. Semua kesempatan terbuka lebar untuk wanita. Namun, apakah Kartini benar-benar bahagia bila melihat hasil perjuangannya yang tercermin dalam kondisi saat ini? 

Seiring dengan dibukanya kesempatan bagi wanita terdapat segunung masalah dihadapan mata. Diantaranya masalah-masalah tersebut adalah bebasnya pergaulan anak muda, kondom yang berserakan di mana-mana, mayat wanita yang bergelimpangan di semak-semak dan di sungai-sungai, narkoba yang masih mengancam masa depan anak bangsa, anak-anak yang terlantar di jalanan, anak-anak yang gemar menonton sinetron, generasi muda yang lebih senang menggandrungi gadget daripada buku, generasi muda yang hanya memoles wajah tanpa memoles daya pikirnya, miskinnya akses literasi di pelosok negeri, dan masih banyak lagi masalah yang tengah menimpa bumi pertiwi ini.

Tentu bukan itu yang diharapkan oleh Kartini dari upaya pembebasan yang dilakukannya di masa lalu. Ia menginginkan sebuah kondisi yang adil, makmur, dan beradab. Tanpa diskriminasi, ketimpangan sosial, dan permasalahan yang menjadi-jadi. Kartini memperjuangkan kebebasan intelektual bagi kaumnya bukan bebasnya pergaulan yang berdampak negatif, bukan pula bekerja dan tidak mendidik anak tetapi bekerja sembari mendidik anak dengan baik, bukan mati dengan tidak terhormat tetapi matilah dengan baik dan terhormat.

Wanita yang mengerti pendidikan adalah wanita yang dapat mendidik dengan hati dan membantu lingkungannya. Bukan wanita yang tidak mau sedikitpun membantu kalangannya karena merasa pendidikannya lebih tinggi. Bila wanita memilih menjadi ibu rumah tangga, wanita seyogyanya menjadi ibu rumah tangga yang merawat anak-anaknya dengan penuh kasih sayang, mendidik mereka untuk dapat sampai pada puncak pengetahuan dan kearifan, mengantarkan mereka menjadi anak bangsa yang berbudi luhur dan mencintai tanah air. Dengan begitu ibu rumah tangga telah mempersiapkan kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu tugas wanita yang telah mengenyam pendidikan adalah membebaskan mereka dari kebodohan, membebaskan mereka dari kemiskinan, dan membebaskan mereka dari ketertindasan penguasa yang hanya memperkaya diri sendiri. 

Jadi para Kartini muda, mari lanjutkan perjuangan yang belum selesai! Bergeraklah walau sedikit! 

Laelatul Badriyah

0 comments:

Post a Comment

luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Iklan