Siapa yang tak
kenal Kartini, sosok wanita legendaris yang lahir sebelum kemerdakaan Indonesia? Ia adalah seorang wanita yang
memperjuangkan hak wanita untuk mengenyam pendidikan, membebaskan diri dari
belenggu adat Jawa, dan menyadarkan para wanita untuk selalu bergerak. Kini,
namanya abadi di seluruh saentero negeri.
Berkat
perjuangan wanita asal Jepara ini, sekarang wanita telah diberi kesempatan di
berbagai sektor pemerintahan, bebas berkarya, dan bebas melanjutkan pendidikan
ke jenjang yang lebih tinggi. Nyaris tidak ada larangan. Semua kesempatan
terbuka lebar untuk wanita. Namun, apakah
Kartini benar-benar bahagia bila melihat hasil perjuangannya yang tercermin dalam kondisi saat ini?
Seiring dengan dibukanya
kesempatan bagi wanita terdapat segunung masalah dihadapan mata. Diantaranya
masalah-masalah tersebut adalah bebasnya pergaulan anak muda, kondom yang
berserakan di mana-mana, mayat wanita yang bergelimpangan di semak-semak dan di
sungai-sungai, narkoba yang masih mengancam masa depan anak bangsa, anak-anak
yang terlantar di jalanan, anak-anak yang gemar menonton sinetron, generasi
muda yang lebih senang menggandrungi gadget daripada buku, generasi muda
yang hanya memoles wajah tanpa memoles daya pikirnya, miskinnya akses literasi
di pelosok negeri, dan masih banyak lagi masalah yang tengah menimpa bumi
pertiwi ini.
Tentu bukan itu
yang diharapkan oleh Kartini dari upaya pembebasan yang dilakukannya di masa lalu. Ia menginginkan sebuah kondisi yang adil, makmur, dan beradab.
Tanpa diskriminasi, ketimpangan sosial, dan permasalahan yang menjadi-jadi. Kartini
memperjuangkan kebebasan intelektual bagi kaumnya bukan bebasnya pergaulan yang
berdampak negatif, bukan pula bekerja dan tidak mendidik anak tetapi bekerja
sembari mendidik anak dengan baik, bukan mati dengan tidak terhormat tetapi
matilah dengan baik dan terhormat.
Wanita yang mengerti
pendidikan adalah wanita yang dapat mendidik dengan hati dan membantu
lingkungannya. Bukan wanita yang tidak mau sedikitpun membantu kalangannya
karena merasa pendidikannya lebih tinggi. Bila wanita memilih menjadi ibu rumah
tangga, wanita seyogyanya menjadi ibu rumah tangga yang merawat anak-anaknya dengan penuh kasih
sayang, mendidik mereka untuk dapat sampai pada puncak pengetahuan dan
kearifan, mengantarkan mereka menjadi anak bangsa yang berbudi luhur dan
mencintai tanah air. Dengan begitu ibu rumah tangga telah mempersiapkan
kemajuan bangsa di masa yang akan datang. Oleh karena itu
tugas wanita yang telah mengenyam pendidikan adalah membebaskan mereka dari
kebodohan, membebaskan mereka dari kemiskinan, dan membebaskan mereka dari
ketertindasan penguasa yang hanya memperkaya diri sendiri.
Jadi para Kartini
muda, mari lanjutkan perjuangan yang belum selesai! Bergeraklah walau sedikit!
Laelatul Badriyah
Laelatul Badriyah
0 comments:
Post a Comment