Masker N95/amazon.com |
Biosfer-Musibah kabut asap yang melanda atmosfer beberapa daerah di Indonesia membuat banyak korban infeksi saluran napas (ISPA) berjatuhan. Relawan-pun dari penjuru Indonesia bergotong royong menolong korban dengan berbagai bantuan. Salah satunya mendistribusikan masker N95.
Maraknya pemberitaan terkait masker N95 membuat banyak warga mendewakan masker tersebut tanpa mengetahui kelebihan dan kekurangannya. Anda sebagai pembaca yang cerdas perlu mengetahui lebih banyak hal mengenai masker tersebut, supaya tidak merugikan anda. Berikut fakta-fakta yang wajib anda ketahui dari masker N95
1. Tidak dapat dipakai ulang
Alat respirator ini dirancang untuk tidak dipakai ulang
setelah digunakan. Tidak ada cara untuk mendaur ulang maupun mendisfektannya, sehingga
bukan pilihan yang tepat bila anda mencuci masker N95. Namun, dalam keadaan
darurat dan tidak terdapat suplai masker yang mencukupi, N95 dapat digunakan
ulang oleh orang yang sama.
2. Terbuat dari serat polipropilen bermuatan
Keseluruhan masker ini terbuat dari serat polipropilen
bermuatan. Berbeda dengan respirator lainnya, bahan masker itu sendirilah yang
menjadi filternya (penyaring udara). Serat polipropilen didesain khusus
bermuatan (seperti muatan listrik statis) supaya dapat menarik dan menyaring
partikel dengan ukuran yang sangat kecil.
3. Mudah rusak akibat minyak
Masker N95 memiliki kelemahan tidak tahan terhadap partikel
yang mengandung minyak. Seperti arti N pada nama masker tersebut, No oil
particle are present, N95 hanya mampu memfilter partikel udara padatan.
Keberadaan unsur minyak mampu membuat filter N95 tidak lagi berfungsi dengan
baik.
4.Efektif menyaring partikel berukuran kecil
Semakin besar ukuran partikel, semakin meningkat pula nilai
efisiensi masker N95 dalam menyaring udara. Angka 95 yang tertera pada nama
masker berarti efisiensinya mencapai 95% untuk partikel berukuran di bawah 0,7
mikron. Ketidakmampuan filter menyaring 5% partikel sisanya disebabkan adanya
celah udara di wajah saat memakainya. Bagaimana-pun juga, tidak mungkin masker
tersebut 100% terpasang rapat di wajah pemakai.
Pemakaian N95 yang benar/greenpeace.org dengan beberapa perubahan |
5. Tidak untuk anak kecil maupun wajah berambut
Masker N95 didesain sesuai dengan kontur wajah orang dewasa,
sehingga akan longgar bila dikenakan anak kecil. Begitu pula pada orang yang
memiliki banyak rambut di wajah. Rambut akan mencegah masker tertutup rapat.
Akibatnya, masker tidak efektif untuk menyaring udara. Keberadaan aksesoris di
area wajah serta headphone juga dapat
mengurangi efektifitas masker. Pemakai yang menggunakan kacamata harus
mengenakannya dengan cara yang tidak mengganggu kerapatan masker.
6. Tidak untuk pemakaian sehari-hari
Tidak dianjurkan untuk pemakai mengenakannya terus menerus
dalam beraktivitas. Masker ini juga sebaiknya digunakan di luar ruangan.
Ketatnya masker dapat menyebabkan pengguna kehabisan oksigen dan sesak napas
bila digunakan terus menerus.
7. Hanya digunakan pada tempat beroksigen cukup
Masker N95 adalah respirator yang tidak mensuplai oksigen.
Penggunaannya harus pada tempat yang cukup oksigen, dengan kadar minimal 19%.
Dalam kondisi yang cukup oksigen-pun, memakaikan N95 pada orang dalam keadaan
kritis atau berpenyakit serius justru akan berakibat fatal. Ketatnya masker
akan memperburuk kesehatan orang tersebut.
8. Hanya untuk mencegah
Menggunakan masker N95 tidak menjamin pemakainya terhindar
dari penyakit napas dan kematian. Masker N95 hanya dapat mencegah masuknya
sebagian partikel udara secara langsung ke dalam tubuh. Partikel berbahaya
dengan ukuran tertentu tetap dapat masuk lewat celah sempit di wajah, filter
rusak maupun penggunaan masker yang tidak tepat. Selain itu, masker ini belum
diuji efektifitasnya untuk menyaring mikroorganisme penyakit tertentu. Pemakai
tetap memiliki kemungkinan yang besar mengidap penyakit tertentu walau telah
mengenakan masker N95.
Sumber:
- University of Nebraska Lincoln. 2010. Respiratory Protection Use and Maintenance of Filtering Facepiece Respiratory. UNL Enviromental Health and Safety.
- CDC. 2014. NIOSH Guide to The Selection and Use of Particulate Respirators. www.cdc.gov/niosh/docs/96-101.
- Heeren, E. 2012. EMS Respiratory Protection For Infection Control. New York, pp:1-7.
- Qian, Y., K. Willeke, S. A. Grinshpun, J. Donnelly and C. C. Coffey. 1998. Performance of N95 Respirators: Filtration Efficiency for Airbone Microbial and Inert Particles. American Industrial Hygiene Association Journal 59 (774): 128-132.
0 comments:
Post a Comment