Ilustrasi chiropractic/ |
Biosfer-Di Indonesia begitu banyak masyarakat yang memiliki kelainan tulang, baik bawaan dari lahir maupun karena berbagai kejadian dan kebiasaan. Menariknya, phobia sebagian masyarakat akan tindakan medis membuat penderita lebih memilih jalur alternatif. Terapi chiropractic yang termasuk pemain baru dalam dunia kesehatan Indonesia, menjadi salah satu pilihan masyarakat untuk menyelesaikan keluhan tulangnya. Keberadaannya yang masih sangat dini perlu dijadikan pertimbangan masyarakat dalam memantapkan pilihan. Lantas, apa sesungguhnya terapi chiropraktik yang baru-baru ini santer terdengar?
Kata chiropractic berasal dari bahasa Yunani, yakni dari kata cherio dan praktikos yang berarti dilakukan dengan tangan. Teknik ini dikembangkan pada akhir abad ke 19 oleh seorang Kanada, Daniel David Palmer. Metode pengobatannya dilakukan secara manual. Hanya menggunakan tangan tanpa alat apa pun.
Chiropractic merupakan terapi pelengkap untuk orang yang mengalami sakit sendi dan nyeri punggung. Seperti osteopati, chiropractic menggunakan metode pergeseran sendi. Namun, teknik yang digunakan sedikit berbeda. Osteopati bermanfaat terhadap perbaikan sirkulasi darah Sebaliknya chiropractic lebih menekankan pada memperbaiki fungsi saraf dan meredakan nyeri.
Terapi pelengkap ini menitikberatkan pada prinsip tulang belakang merupakan pusat kesehatan. Kesalahan posisi ruas tulang belakang bisa menyebabkan rasa sakit dan kesulitan bergerak, serta mungkin akan berdampak pada bagian lain tubuh. Chiropractic tidak sesuai untuk orang yang mengalami pergeseran bantalan tulang, patah tulang yang baru terjadi, pengeroposan tulang tingkat lanjut, radang sendi, infeksi dan kanker tulang punggung.
Pada kunjungan pertama, pakar chiropractic akan mencatat riwayat kesehatan pasien secara lengkap. Prosedur lainnya yang harus dilakukan sebelum memulai terapi adalah melakukan tes diagnosis serta meminta pasien menjalani rontgen. Bila perlu, ahi terapi juga melakukan gerakan sederhana untuk mempelajari lebih lanjut gangguan yang dialami pasien.
Saat masalah telah teridentifikasi, ahli terapi baru akan mengangani pasien. Dalam proses terapi, pakar akan menggunakan tekanan dengan gerakan memutar, pijatan dan penggeseran ruas tulang belakang. Tindakan tersebut membantu meratakan ruas-ruas tulang belakang dan memperbaiki kelenturan tulang belakang. Pada akhirnya terapi ini dapat mengurangi nyeri yang dirasakan.
Sumber:
- Bull, E., dan G. Archard. 2005. Simple Guide Back Pain. CSF Medical Communication. Long Hanborough.
- Davies, K. 2004. The Directory of Your Back, Your Bones and Things That Ache. Ivy Press Limited. East Sussex.
0 comments:
Post a Comment