Wednesday, December 30, 2015

Sofia Agustina Jayasinga, Bentengi Anak - Anak dari Arus Negatif lewat Dongeng

Sofia mendongeng di hadapan anak - anak/dok. SCTV

Biosfer-Teknologi yang kian berkembang pesat tiadak hanya berdampak positif bagi penggunanya. Namun juga memberikan pengaruh negatif apabila tidak tepat guna. Untuk itu generasi penerus bangsa perlu dibimbing supaya tidak terbawa arus yang dapat merusak masa depannya. Teknologi sebisa mungkin diterapkan berdampingan dengan aktivitas yang mendidik.

Sebagai seorang ibu, Sofia Agustina Jayasinga merasa terpanggil untuk mengemban tugas membimbing itu. Pegawai honorer di SDN 01 Jagakarsa ini berinisiatif menularkan nilai-nilai moral kepada anak-anak lewat dongeng. Caranya sangat sederhana tetapi tidak monoton. Ia menggiring anak-anak untuk bermain, menyanyi dan mendongeng di tempat yang terbuka, Taman Spathodea Jagakarsa, Jakarta Selatan.

Mempopulerkan kegiatan mendongeng tidaklah mudah. Kebanyakan orangtua masa kini beranggapan dongeng-mendongeng tidaklah penting. Namun berkat kegigihannya dan caranya memperkenalkan dongeng yang tidak kaku, anak-anak menjadi terpikat. "Semangatnya tinggi dalam hal ingin mengajak anak-anak agar mau mendongeng," ungkap Harry Widy, salah seorang relawan dalam siaran Liputan 6 Siang SCTV(20/12).

Awalnya, ditahun 2014 hanya beberapa anak saja, sekarang sudah lima puluh-an yang bergabung. Selanjutnya, wanita berusia 49 tahun ini menamai perkumpulannya Komunitas Kadotaman atau pecinta dongeng taman. Sofia ternyata hampir sepenuhnya yang membiayai seluruh kegiatan komunitas, yang rutin dilakukan setiap minggu pagi. Walau sekarang telah ada beberapa donatur yang membantunya.

Friday, December 25, 2015

Separuh Wajah Lumpuh, Ana Halozan Berlenggok Anggun di Panggung Miss Universe 2015

Ana Halozan di panggung Miss Universe 2015 bersama Paulina Vega (kanan)/dok. James Atoa-Everett

Biosfer-Meskipun tidak termasuk dalam delapan puluh kontestan, Ana Halozan memperoleh kesempatan menjajaki panggung Miss Universe 2015. Penampilannya itu adalah momen spesial yang membuat seisi ruangan penuh rasa haru. Dirinya tak menyangka bisa merasakan atmosfer kontes kecantikan termegah di dunia, setelah mengalami masa sulit yang hampir merenggut mimpinya.

Gadis cantik berambut coklat gelap ini mengalami kecelakaan di dalam kamar hotelnya, sesaat setelah ia sampai di Las Vegas. Ana terpeleset di lantai kamar mandi saat keramas. Kepalanya terbentur keras hingga wajahnya lebam. Tak hanya itu, perempuan berumur sembilan belas tahun ini mengalami hal yang lebih serius sehingga harus dilarikan ke rumah sakit. Ia menghabiskan lima hari penuh di sana dan diwajibkan istirahat total untuk minggu-minggu selanjutnya.

Benturan hebat di kepala Ana menyebabkan beberapa saraf cedera. Setengah wajahnya lumpuh. Bahkan setelah Miss Slovenia ini sadarkan diri, dokter mengatakan kemungkinan untuk sembuh cepat sangatlah kecil. Dokter mengatakan ia tak bisa meneruskan mimpinya berada di panggung Miss Universe.

Pendapat dokter ditepisnya. Ana tak mau berhenti di situ. Ana memang kehilangan banyak sesi foto dan rekaman sehingga status partisipasinya di Miss Universe dibatalkan oleh panitia. Namun, Ana pantang menyerah. Ia terus berjuang dan berlatih supaya mendapat kembali kesempatan berkompetisi walau dengan setengah wajah lumpuh. Ia begitu percaya diri dan dengan kepercayaan diri itu ia meyakinkan orang-orang bahwa ia tetap cantik dan pantas berada di kontes itu.

Dalam video yang diperlihatkan di malam final Miss Universe 2015, sang ibu berujar, "Ia selalu punya mimpi-mimpi yang besar. Dan tak tak seorang-pun dapat menghentikannya." Berkat kerja keras dan kepercayaan dirinya, Ana dapat disejajarkan dengan teman-temannya dari seluruh dunia di panggung Miss Universe. "Ia pikir ia akan kehilangan kesempatannya, tetapi tidak. Mari sambut dan beri selamat padanya untuk memenuhi mimpinya berjalan di panggung Miss Universe," timpal Steve Harvey,si pembawa acara.

Ana Halozan telah menjadi inspirasi bagi wanita di seluruh dunia. Keberadaannya membuat kaum hawa yakin kalau kecantikan sejati terpancar dari hati, bukan dari penampilan fisik. Perempuan ini juga menginspirasi seluruh manusia di dunia. Ana menambah deretan insan yang berhasil mewujudkan mimpinya dengan usaha, keyakinan dan hati yang tak pernah berhenti berharap. 


Monday, December 21, 2015

Sempat Kenakan Mahkota, Miss Kolombia Tak Jadi Menangkan Miss Universe 2015

Pia Wurtzbach asal Filipina, pemenang Miss Universe 2015/instagram @missuniverse

Biosfer-Setelah ketiga kontestan, USA, Kolombia dan Filipina, menjawab pertanyaan akhir, Steve Harvey sang MC mengumumkan pemenang Miss Universe 2015. Miss Kolombia, Ariadna Gutierrez dengan lantang dinobatkan sebagai Miss Universe 2015. Raut wajah Ariadna terlihat terharu. Apalagi setelah membawa bunga dan bendera negaranya, serta diselempangkannya selendang gelar.

Ariadna terlihat bahagia saat Paulina Vega yang sama-sama berasal dari Colombia mentahtakan mahkota di atas kepalanya. Memenangkan gelar Miss Universe beruntun adalah kebanggan tersendiri baginya dan masyarakat Kolombia. Sayangnya rasa bahagia dan haru itu tidak bertahan lama. Pembawa acara mendadak menginterupsi selebrasi Ariadna. Ternyata bukan Aridna yang memenangkan perhelatan besar itu, melainkan Pia Wurtzbach asal Filipina.

"Saya minta maaf. Runner up pertama adalah Miss Kolombia," kata Steve yang mendadak mendekati Ariadna. Mendengar itu, Miss USA meyakinkan Pia bahwa dirinyalah Miss Universe 2015. Wajah terkejut-pun terlihat pada Pia Alonzo Wurtzbach. Pia sempat mematung dan bingung, Tak lama, Miss Universe 2014 Paulina Vega kembali naik ke panggung. Sesaat kemudian sang pembawa acara meyakinkan sekali lagi ke hadirin kalau Pia memang adalah Ratu Kecantikan saat ini, bukan suatu rekayasa.


"Kesalahan ada pada saya. Anda bisa lihat tulisan yang tertera di sini (Q card) disebutkan Miss Filipina adalah Miss Universe 2015," ujarnya seraya memperlihatkan Q card dan mendekatkannya ke kamera. Tampak Paulina mengusap-usap punggung Ariadna, mencoba menenangkan perasaan gadis berusia 21 tahun itu. Mahkota Miss Universe akhirnya berpindah tangan dari Miss Kolombia ke Miss Filipina.



Thailand Rebut Penghargaan Kostum Nasional Terbaik Miss Universe 2015

Thailand dengan kostum nasional Tuk Tuk di ajang Miss Universe 2015/facebook Puteri Indonesia

Biosfer-Meski tak lolos babak lima besar, Thailand memperoleh penghargaan khusus yang ditahun sebelumnya dimenangkan Indonesia. Nama negara tersebut mencuat sesaat setelah pengumuman nama-nama semi finalis yang berhasil lolos lima belas besar Miss Universe 2015. Dengan suara lantang, pembawa acara menyebutkan Thailand sebagai pemenang kostum nasional terbaik di kontes kecantikan itu.

Melalui kostum nasionalnya, Aniporn Chalermburanawong memperkenalkan suatu alat transportasi umum yang kerap digunakan masyarakat Thailand. Keunikannya dibanding kostum kontestan lain membuat Thailand dinobatkan sebagai pemenang. Aniporn mengalahkan saingan-saingan terberatnya, termasuk perwakilan Indonesia Anindya Kusuma Putri yang mengenakan kostum nasional bertemakan barong. 


Aniporn mengenakan terusan mini berpotongan strapless bukan dari material kain, melainkan seperti alumunium yang dicat menyerupai Tuk Tuk.Terusan tersebut memiliki nuansa biru dan merah serta bertuliskan 'Thailand'. Boots tinggi selutut serta bendera kecil di sisi kanan dan kirinya menjadi pelengkap gaya Aniporn. 

Lagi, Wakil Indonesia Gagal Tembus Sepuluh Besar Miss Universe

Anindya Kusuma Putri/dok. Biosfer

Biosfer-Setelah berhasil melalui babak lima belas besar, langkah perwakilan Indonesia dalam perhelatan akbar Miss Universe 2015, Anindya Kusuma Putri-pun terhenti. Langkahnya tertahan di sesi baju renang. Anin tak dapat kesempatan memamerkan gaun malamnya.

Nasibnya sama dengan para pendahulunya, seperti Artika Sari Devi, Whulandary Herman, dan Elvira Devinamira yang terhenti pada babak lima belas maupun enam belas besar. Kegagalan Anin seperti memperkuat mitos kutukan lima belas besar Miss Universe bagi Indonesia. Terlepasnya kutukan untuk ajang serupa, Miss World ternyata belum berlaku untuk kontes kecantikan dunia tersebut. 

Anin gagal bersaing dengan dua negara ASEAN yang juga lolos lima belas besar, Filipina dan Thailand. Wakil dari dua negara itu diperbolehkan memamerkankan gaun malamnya bersama delapan kontestan lain, yaitu USA, Kolombia, Japan, Australia, Republik Dominika, Prancis, Cuaracao, dan Venezuela.

Indonesia Masuk Lima Belas Besar Miss Universe 2015

Anindya Kusuma Putri lolos lima belas besar Miss Universe 2015/dok. Biosfer

Biosfer-Perwakilan Miss Universe dari Indonesia, Anindya Kusuma Putri, masuk lima belas besar Miss Universe 2015. Dari delapan puluh kontestan, nama Anindya disebutkan masuk lima belas besar dalam perhelatan Miss Universe di Planet Hollywood Resort and Casino di Las Vegas, Nevada.

Anindya adalah kontestan ketiga yang dipanggil MC sebagai kontestan yang berkesempatan mengikuti babak selanjutnya. Namanya disejajarkan dengan empat belas kontestan lainnya, yaitu Brazil, Australia, Republik Dominika, Filipina, Prancis, USA, Curacao, Belgia, Japan, Venezuela, Afrika Selatan, Kolombia, Meksiko, dan Thailand.  Sebelum juri mengumumkan kontestan yang lolos sepuluh besar, Anin akan berlenggak-lenggok dengan mengenakan baju renang.

Wednesday, December 16, 2015

Pasangan Incumbent Pilwalkot Semarang Menang Perhitungan Resmi KPU

Pasangan incumbent Hendrar Prihadi-Hevearita Gunaryanti Rahayu/dok. Radar Semarang

Biosfer-Rabu (16/12), Komisi Pemilihan Umum (KPU) Semarang menetapkan dan mengumumkan hasil total perhitungan suara Pilwalkot (Pemilihan Walikota) siang tadi, pukul 12.34. Hasil yang diumumkan adalah rekapitulasi suara yang terkumpul dari 2635 TPS (Tempat Pemungutan Suara).

Berdasarkan perhitungan resmi tersebut dapat diketahui pasangan incumbent, Hendrar Prihadi-Hevearita mengungguli dua pasangan calon walikota lainnya. Hendrar meraup 320.237 suara, sedangkan Soemarmo yang adalah mantan walikota ini kalah sembilan puluh ribu lebih suara. Pasangan Soemarmo Hadi Saputro - Zuber Safawi itu mendapatkan 220.745 suara.

Kandidat terakhir, Sigit-Bagus memperoleh jumlah suara paling sedikit. Sigit yang pernah mengaku kalah popularitas dibandingkan dua calon lainnya ini hanya meraup 149.712 suara. Dari hasil perhitungan resmi tersebut dapat dipastikan Hendrar Prihadi melenggang menjadi walikota Semarang 2016 didampingi Hevearita Gunaryanti Rahayu.

Thursday, December 10, 2015

Pilkada 2015 Bukanlah Pilkada Serentak Pertama

Ilustrasi Pilkada serentak/kpud-diyprov.go.id

Sebelum Pilkada serentak 9 Desember 2015 kemarin, sesungguhnya Pilkada serentak sudah pernah diselenggarakan di Indonesia. Namun Pilkada yang sebelumnya baru dilaksanakan serentak dalam cakupan provinsi. Biosfer mencatat dari berbagai sumber, terdapat beberapa provinsi yang pernah melakukan beberapa kali pilkada serentak. 


Tahun 2006, pilkada serentak diadakan di seluruh Aceh. Pesta demokrasi tersebut diadakan untuk memilih gubernur dan kepala daerah di tujuh belas kabupaten atau kota. Pilkada ini merupakan pilkada pertama yang terbesar di Indonesia.Hanya enam kabupaten atau kota yang tidak mengikuti Pilkada serentak itu, yakni Kabupaten Pidie Jaya, Bireuen, Aceh Tamiang, Subulussalam, dan Aceh Selatan. Keenam daerah tersebut tidak ikut pilkada serentak dikarenakan masa jabatan kepala daerah di enam kabupaten atau kota itu berakhir di atas tahun terselenggarakannya pilkada.

Pilkada serentak di Aceh diselenggarakan lagi enam tahun kemudian, tahun 2012. Rencananya, pesta demokrasi serupa akan dilaksanakan pula di tahun 2017 mendatang. Selanjutnya, selain di Aceh pilkada serentak juga pernah diselenggarakan di Sumatera Barat. Masyarakat dari sembilan belas kabupaten atau kota melakukan pemilihan kepala daerah secara serentak di tahun 2010. 

Pilkada 9 Desember 2015 bukanlah pilkada serentak yang pertama. Namun untuk cakupan nasional, pilkada kemarin memang merupakan yang pertama. Pemerintah eksekutif dan legislatif telah menyepakati pilkada serentak untuk daerah-daerah yang akan habis masa jabatan kepalanya pada tahun 2015. Walaupun dari daerah-daerah tersebut ada yang pemimpinnya baru akan jatuh tempo beberapa hari setelah pilkada, seperti kabupaten Indramayu, kabupaten Karawang, kabupaten Bandung, kabupaten Timor Tengah Utara, kabupaten Minahasa Utara, kabupaten Minahasa Selatan, kabupaten Bolmong Selatan, dan kota Manado.

Wednesday, December 2, 2015

Pesta Semarang Sejuta Buku: Sarana Memunculkan dan Menyuburkan Minat Baca



Pintu masuk pameran/dok.Biosfer

Biosfer-Apakah anda sudah pernah melihat balok es yang mengeluarkan buku ketika dipecah? Hal unik tersebut hanya ada pada pembukaan bazar sekaligus pameran buku bertajuk Pesta Semarang Sejuta Buku. Acara ini diadakan sejak tanggal 27 November 2015 hingga 3 Desember 2015, di Gedung Wanita Semarang. Direktur Pelaksana Bazar, Hinu OS, seperti yang dikutip dari suaramerdeka.com menyatakan balok es berisi buku tersebut merupakan perlambang dari menghidupkan kembali ilmu yang telah lama tersimpan.

Saat Biosfer berkunjung, dekorasi pintu masuk menuju lokasi pameran ditata dengan artistik. Tokoh punakawan Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong berdiri gagah. Berlatar lingkaran-lingkaran coklat dengan caping yang dicat warna-warni, dekorasinya terasa begitu menyedot perhatian pengunjung. Pengguna jalan Sriwijaya juga dibuat penasaran. Tak sedikit yang menengok ke arah pameran, saat melintas di depan gedung. Bagi anda yang hobi selfie, rasanya sayang melewatkan spot itu untuk narsis sejenak.

Pameran yang mengusung tagline “Keabadian Ilmu Dalam Buku” ini diikuti oleh berbagai penerbit dengan tema buku yang juga beragam. Diva Press, Kompas, Arus Media, Media Pressindo, Mizan, serta Yudhistira adalah beberapa diantara penerbit yang berpartisipasi. Tema buku yang ditawarkan antara lain cerita anak, sejarah, sosial, politik, serta fiksi.

Dinding harapan motif pesawat/dok.Biosfer

Sepanjang pameran dan bazar, digelar pula berbagai macam acara seperti pentas band, tari tradisional, tari modern, serta kontes menyanyi. Berbagai lomba untuk anak-anak di luar pameran turut memeriahkan suasana. Keriuhan ditambah dengan kehadiran sejumlah komunitas seperti Semarang Black Shadow, Komunitas Keroncong Rentjang – rentjong, Komisi Penanggulangan AIDS, dan komunitas rubik. 

Tak sampai di situ, pameran ini juga menyediakan sebuah dinding harapan dengan motif pesawat terbang. Keberadaannya membuat pengunjung, terutama anak-anak kecil antusias menulis cita-citanya di atas kertas lipat warna-warni. Kemasan pameran yang baik ini sengaja disuguhkan guna memunculkan dan menyuburkan minat baca bagi warga semarang dan sekitarnya. Tradisi membaca buku perlu dirangsang sekaligus difasilitasi agar semakin mengakar dan kuat. Annur/Biosfer
luvne.com resepkuekeringku.com desainrumahnya.com yayasanbabysitterku.com

Iklan